Halo
pengunjung tercinta…
Pada kesempatan ini saya akan
mengajak anda untuk membahas tentang primordialisme dan Nasionalisme di
Indonesia. Selamat menyimak pembahasan yang saya buat …
A.
Primordialisme
a.
Pengertian
Primordialisme
Primordialisme
sendiri memiliki pengertian sebuah pandangan atau paham yang sangat mempercayai
hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik mengenai tradisi, adat-istiadat,
kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. Di Indonesia
paham ini cenderung mengarah pada budaya dan tradisi suku bangsa. Pada dasarnya
paham ini tidak salah untuk dipercayai karena memang ada beberapa orang yang
percaya bahwa tradisi adalah ‘ibu’ mereka, yang harus menjadi panutan dan dasar
dalam menentukan gaya hidup mereka. Akan menjadi salah ketika paham ini membuat
suatu suku menutup diri dari kehidupan diluar suku tersebut dan menganggap
bahwa tradisi dari dalam sukulah yang paling baik dan benar.
b.
Jenis-jenis
Primordialisme
·
Primordialisme Suku
adalah seseorang yang
terikat dengan sukunya sendiri daripada suku yang lain.
Contoh : Kelompok
suku Bugis yang keras, tidak mau mengalah, menganggap kepercayaannya paling
sempurna dan mau menang sendiri terhadap suku Dayak.
·
Primordialisme Agama
adalah seseorang yang
mempercayai atau berpegang teguh pada agamanya sendiri dan cenderung fanatik.
Contoh: Sekelompok
orang yang menganggap agamanya paling benar dan unggul dari agama lain dan
menyebabkan konflik karena pemikirannya.
·
Primordialisme
Kedaerahan
adalah seseorang yang
terikat dengan daerahnya sendiri ketimbang daerah lainnya.
Contoh: pemikiran
yang beranggapan kepentingan kelompok suatu daerah tertentu harus mengalahkan
kepentingan daerah lain atau lebih mementingkan daerahnya sendiri.
c.
Faktor-faktor
terjadinya primordialisme
a.
Adanya sesuatu yang
dianggap istimewa oleh individu dalam suatu kelompok atau perkumpulan sosial.
b. Adanya suatu sikap
untuk mempertahankan keutuhan suatu kelompok atau kesatuan sosial dari ancaman
luar.
c. Adanya nilai-nilai
yang berkaitan dengan sistem keyakinan, seperti nilai keagamaan dan pandangan
hidup.
d.
Warga
Agom VS Warga Balinuraga , Lampung
Saya
memberikan contok kasus yang benar-benar terjadi di Indonesia akibat primordialisme
yang berlebihan, yaitu kasus warga Agom dengan warga Balinuraga. Lampung
merupakan tempat yang dikenal sebagai tujuan para transmigran program
pemerintah yang sebagian besar berasal dari Jawa dan Bali. Mereka di
transmigrasikan ke Lampung agar dapat membuka lapangan pekerjaan sendiri
misalnya dengan bercocok tanam. Orang Jawa dan Bali memang terkenal ulet dan
pekerja keras sehingga usaha mereka dapat berkembang dengan pesat. Sebagian
besar masyarakat Indonesia masih memiliki paradigma yang feudal, meskipun
sebenarnya Indonesia telah merdeka. Pola pikir rakyat Indonesia masih seperti
pribumi yang sedang di jajah. Mereka menganggap orang diluar suku mereka
merupakan penjajah. Hal inilah titik dasar yang menyebabkan terjadinya masalah
primordialisme di Indonesia. Begitu juga dengan bentrok yang terjadi antara warga
Agom dengan warga Balinuraga.
Awalnya,
bentrok tersebut dipicu oleh kecelakaan lalulintas. Namun salah satu pihak
merasa hal tersebut merupakan penghinaan terhadap suku mereka. Oleh karena itu
mereka menyerang kembali ke pihak lawan, mencoba merebut pengakuan kemenangan
atas suku mereka. Konflik horizontal begitu banyak terjadi di Indonesia.
Kecenderungan anarkis pemicu konflik tersebut dapat disebabkan oleh berbagai
hal. Salah satunya ialah karena mindset terjajahnya warga pribumi. Paradigma
demikian menjadi klasik bahwa warga pribumi harus berada diatas warga
pendatang. Perlakuan primordial tidak lagi memandang hukum dan hak asasi
manusia.
Memang
perlu diadakannya perbaikan-perbaikan dari segi struktur, infrastruktur,
ekonomi, dan keagamaan demi mencegah hal serupa. Pemerintah dapat menjamin
keamanan dan keselamatan warga Lampung melalui pengoptimalan Aparat keamanan
Indonesia. Dapat dilakukan pula pencegahan preventif legal-formal terhadap
warga Lampung agar konflik horizontal dapat terminimalisir. Penggalangan yang
dilakukan aparat-aparat keamanan akan lebih berpengaruh seperti yang dilakukan TNI, POLRI, dan
BIN terhadap warga Lampung dapat pula
mencegah terjadinya konflik dan mengubah paradigma warga sehingga dapat di
deteksi dini apabila akan terjadi konflik serupa.
e.
Dampak
Primordialisme dan cara mengatasi
Segala
sesuatu yang ada pasti akan memberi dampak, entah itu dampak positif maupun
dampak negative. Seperti contoh kasus diatas, Primordialisme dapat membawa
dampak negative yaitu adanya peperangan. Selain itu primordialisme juga dapat menghambat hubungan
yang baik antar golongan, antar suku bangsa, dan lainnya. Primordialisme juga
dapat menghambat proses asimilasi (pembauran dua kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru)
dan integrasi (sebuah sistem yang mengalami pembauran hingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh), mengurangi tingkat objetivitas pada ilmu pengetahuan dan bisa
menghilangkannya, primordialisme dapat menjadi pemicu utama diskriminasi social,
karena primordialisme membuat perbedaan social yang disengaja.
Di
sisi lain primordialisme dapat membawa dampak positif yaitu menumbuhkan rasa
cinta tanah air, memperkuat rasa kesetiaan pada bangsa, memupuk rasa patriotisme
(sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan Negara),
serta menjaga keutuhan dan kestabilan budaya. Oleh karena itu, untuk menangkal
gejala primordialisme, setiap kelompok masyarakat harus mengembangkan budaya
toleransi terhadap budaya kelompok lainnya. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya disintegrasi bangsa tanpa pengingkaran budaya sendiri.
B.
Nasionalisme
a.
Pengertian
Nasionalisme
adalah suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan
kebudayaan, dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan, dengan demikian
masyarakat suatu bangsa tersebut merasakan adanya kesetiaan yang mendalam
terhadap bangsa itu sendiri. Sejarah munculnya faham Nasionalisme di dunia,
juga tidak lepas dari pengaruh perang kemerdekaan Amerika Serikat terhadap
Revolusi Perancis dan meletusnya revolusi industri di Inggris. Melalui revolusi
perancis, paham nasionlisme meyebar luas ke seluruh dunia. Prinsip – prinsip Nasionalisme,
menurut Hertz dalam bukunya Nationality in History and Policy, antara lain :
·
Hasrat untuk mencapai
kesatuan
·
Hasrat untuk mencapai
kemerdekaan
·
Hasrat untuk mencapai
keaslian, dan
·
Hasrat untuk mencapai
kehormatan bangsa
Ada banyak hal yang dapat
menjadi factor pendorong tumbuhnya rasa Nasionalisme adanya campur tangan
bangsa lain misalnya penjajahan dalam wilayahnya. Selain itu keinginan dan
tekad bersama untuk melepaskan diri dari belenggu kekuasaan absolut, agar
manusia mendapatkan hak – haknya secara wajar sebagai warga Negara, bisa juga
dengan adanya rasa senasib dan seperjuangan, persamaan tempat tinggal dalam
suatu wilayah juga dapat menjadi pendorong tumbuhnya rasa Nasionalisme.
b.
Peristiwa
10 November 1945
Peristiwa 10 November
merupakan peristiwa sejarah perang antara Indonesia dengan Belanda dan peristiwa
ini juga dapat menjadi bentuk rasa Nasionalisme rakyat Indonesia. Pada 1 Maret
1942, tentara Jepang mendarat di Pulau Jawa, dan tujuh hari kemudian, tepatnya,
8 Maret, pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang. Sejak
itu, Indonesia diduduki oleh Jepang.Tiga tahun kemudian, Jepang menyerah tanpa
syarat kepada sekutu setelah dijatuhkannya bom atom (oleh Amerika Serikat) di
Hiroshima dan Nagasaki. Peristiwa itu terjadi pada Agustus 1945. Mengisi
kekosongan tersebut, Indonesia kemudian memproklamirkan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945. Sebelum dilucuti oleh sekutu, rakyat dan para pejuang Indonesia
berupaya melucuti senjata para tentara Jepang. Maka timbullah
pertempuran-pertempuran yang memakan korban di banyak daerah. Ketika gerakan
untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945,
tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada 25
Oktober. Tentara Inggris didatangkan ke Indonesia atas keputusan dan atas nama
Sekutu, dengan tugas untuk melucuti tentara Jepang, membebaskan para tawanan yang
ditahan Jepang, serta memulangkan tentara Jepang ke negerinya. Tetapi, selain
itu, tentara Inggris juga membawa misi mengembalikan Indonesia kepada
pemerintah Belanda sebagai jajahannya.NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) pun membonceng. Itulah yang meledakkan kemarahan rakyat
Indonesia di mana-mana. Di Surabaya, dikibarkannya bendera Belanda,
Merah-Putih-Biru, di Hotel Yamato, telah melahirkan Insiden Tunjungan, yang
menyulut berkobarnya bentrokan-bentrokan bersenjata antara pasukan Inggris
dengan badan-badan perjuangan yang dibentuk oleh rakyat. Bentrokan-bentrokan
bersenjata dengan tentara Inggris di Surabaya, memuncak dengan terbunuhnya
Brigadir Jenderal Mallaby, (pimpinan tentara Inggris untuk Jawa Timur), pada 30
Oktober. Setelah terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby, penggantinya (Mayor
Jenderal Mansergh) mengeluarkan ultimatum yang merupakan penghinaan bagi para
pejuang dan rakyat umumnya. Dalam ultimatum itu disebutkan bahwa semua pimpinan
dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di
tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas.
Batas ultimatum adalah jam 6.00 pagi tanggal 10 November 1945. Ultimatum
tersebut ditolak oleh Indonesia. Sebab, Republik Indonesia waktu itu sudah
berdiri (walaupun baru saja diproklamasikan), dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR)
sebagai alat negara juga telah dibentuk. Selain itu, banyak sekali organisasi
perjuangan yang telah dibentuk masyarakat, termasuk di kalangan pemuda,
mahasiswa dan pelajar. Badan-badan perjuangan itu telah muncul sebagai
manifestasi tekad bersama untuk membela republik yang masih muda, untuk
melucuti pasukan Jepang, dan untuk menentang masuknya kembali kolonialisme
Belanda (yang memboncengi kehadiran tentara Inggris di Indonesia). Pada 10
November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan besar-besaran dan
dahsyat sekali, dengan mengerahkan sekitar 30 000 serdadu, 50 pesawat terbang,
dan sejumlah besar kapal perang. Berbagai bagian kota Surabaya dihujani bom,
ditembaki secara membabi-buta dengan meriam dari laut dan darat. Ribuan
penduduk menjadi korban, banyak yang meninggal dan lebih banyak lagi yang
luka-luka. Tetapi, perlawanan pejuang-pejuang juga berkobar di seluruh kota,
dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Pihak Inggris menduga bahwa perlawanan
rakyat Indonesia di Surabaya bisa ditaklukkan dalam tempo 3 hari saja, dengan
mengerahkan persenjataan modern yang lengkap, termasuk pesawat terbang, kapal
perang, tank, dan kendaraan lapis baja yang cukup banyak. Namun di luar dugaan,
ternyata para tokoh-tokoh masyarakat yang terdiri dari kalangan ulama’ serta
kiyai-kiyai pondok jawa seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta
kiyai-kiyai pesantren lainnya mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat
umum (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi
mereka lebih patuh dan taat kepada para kiyai)juga ada pelopor muda seperti
bung tomo dan lainnya. sehingga perlawanan itu bisa bertahan lama, berlangsung
dari hari ke hari, dan dari minggu ke minggu lainnya. Perlawanan rakyat yang
pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin
teratur. Pertempuran besar-besaran ini memakan waktu sampai sebulan, sebelum
seluruh kota jatuh di tangan pihak Inggris. Peristiwa berdarah di Surabaya
ketika itu juga telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk
mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur
dan rakyat yang menjadi korban ketika itulah yang kemudian dikenang sebagai
Hari Pahlawan.
c.
Dampak
Nasionalisme dan cara mengatasinya
Dampak
dari Nasionalisme di Indonesia dalam berbangsa dan bernegara adalah memajukan
ekonomi negara. Dengan majunya ekonomi Indonesia, maka Indonesia kembali Berjaya
jaya sehingga harus dibela dari ancaman luar. Majunya ekonomi juga akan
meningkatkan kebangsaan dan rasa cinta pada Indonesia. Pengaruh agama yang
dianut oleh bangsa Indonesia juga memberikan watak terhadap Nasionalismenya.
Penghargaan atas manusia dalam kedudukan sama derajat, sesuai dengan ajaran
agama, demikian pula corak Nasionalisme Indonesia, yang tetap menjunjung tinggi
martabat manusia tersebut. Sifat Nasionalisme sangat baik untuk menghargai jasa
para pahlawan, lalu bagaimana agar rasa Nasionalisme tersebut terus tumbuh? Bisa
memulai dengan menghargai produk dalam negeri. Seperti batik di Indonesia, kita
harus bangga dengan adanya batik yang hanya ada serta dengan rasa bangga akan
bahasa yang kita miliki. Jangan hanya karena kita yakin kita benar-benar bisa
berbahasa Indonesia,sehingga kita merasa mempelajarinya tidak penting kemudian
ingin menguasai bahasa-bahasa asing, kemudian melupakan bahasa Indonesia, tetapi
pada kenyataannya, bahasa Indonesia sangat luas akan kosa kata, bahkan
terkadang kita bisa mengucapkan tanpa tahu artinya.
Bukan
sekedar perasaan cinta pada tanah air, melainkan juga pandangan bahwa tanah
airnya lah yang paling utama, lebih berharga daripada yang lain. Ini dapat
menimbulkan dampak negatif Pengkotakan komunitas, menonjolkan perbedaan bangsa
dari pada persamaa serta dapat menimbulkan sikap arogansi, meremehkan bangsa
lain saat kepentingan dua bangsa bertabrakan.
Banyak
sekali terjadi, karena fanatisme yang berlebihan, hasilnya menjadi jauh dari
harapan. Ada beberapa orang yang menjadi budak dari Nasionalismenya sendiri.
Karena sifatnya yang emosional dan sakral, Nasionalisme (juga cinta, agama,
dll) merupakan senjata yang ampuh buat beberapa pihak untuk memenuhi kepentingan
pribadi. Banyak orang yang tergiur untuk memanfaatkan senjata bernama Nasionalisme
karena kekuatannya yang besar. Buat orang-orang ini, Nasionalisme hanyalah
sekedar alat untuk mencapai tujuan. Untuk mencegah masalah-masalah seperti
diatas, diperlukan keseimbangan antara Nasionalisme dan rasionalisme dalam
mengambil keputusan, Sehingga Nasionalisme yang terbentuk bukanlah Nasionalisme
yang buta, tapi Nasionalisme yang beralasan dan penuh pertimbangan, atau Nasionalisme
yang rasional. Dengan Nasionalisme yang rasional, seseorang akan mengambil
keputusan tidak hanya berdasarkan perasaan, namun juga terencana.
DAFTAR REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar